Selasa, 12 Januari 2010

SUKMAKU DI TANAH MAKASSAR

Oleh : Ram Prapanca

Sukmaku di Tanah Makassar
Negeri bayang-bayang
Negeri timur matahari terbit

Gunung-gunung perkasa
Lembah-lembah menganga
Pohon-pohon purba
Kuburan-kuburan tua

Di dalam kelambu penuh dupa
Berhadap-hadapanlah dengan Dewata
Dengan berlapis-lapis pakaian sutera
Musik dan tari saling berlaga

Sukmaku di Tanah Makassar
Memburu anoa di rimba belantara
Menangkap kupu-kupu di tebing-tebing terjal
Mengejar derai-derai daunan basah
Memanjat pohon-pohon lontar
Di bawah naungannya bertempat gelanggang sabungan ayam
Di belakang sekian gumam sinrili' siap membunuh kekecewaan
dengan badik dan tukul besi

Sukmaku di Tanah Makassar
Bersayap angingmammiri bersiul membelai kota dengan nilai-nilai
Menunggang kuda jantan dengan lari kencang membawa impian
Ke garis kemenangan

Kerikil-kerikil merah bermukim gemerincing
Pasir putih membentang panjang berkilauan

Sukmaku di Tanah Makassar
Bersampan pinisi dengan layar daun lontar
Dengan panji-panji sutera warna-warni
Mengejar debur ombak menjilat lekuk gelombang
Menyelam ke rahang-rahang karang menyunting kerang
Menyelam ke dasar tasik memetik mutiara

Sukmaku di Tanah Makassar
Negeri ayam jantan
Negeri pelaut ulung

Sukmaku di Tanah Makassar
Kemana pun aku pergi
Di mana pun aku melambai
Gadis-gadis pakarena selalu menyanyi, menari di hatiku

Selamat tinggal puncak Lompobattang
Selamat tinggal hulu Je'ne' berang
Selamat tinggal kampung Galesong
Selamat tinggal pantai Barombong
Selamat tinggal pulau Kodingareng
Selamat tinggal kaki Bawakaraeng
Selamat tinggal Karaeng

Sukmaku di Tanah Makassar
Mengejar I buri, mengejar juku eja
Mengejar debur ombak menjilat lekuk gelombang

Sukmaku di Tanah Makassar
Melengking bersama pui-pui
Merancak bersama parappasa
Menggemuruh bersama pakkanjara

Sukmaku di Tanah Makassar
Meski Malino tidak berpohon lagi
Meski Jeneponto tidak berkuda lagi
Meski Losari tidak berair lagi
Meski Somba Opu tidak berpuing lagi

Sukmaku di Tanah Makassar
Sukmaku di Tanah Makassar
Sungguh Karaeng,
Meski kita terpisah beribu gelombang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar